Kupang, 17 September 2025 – Puji syukur kembali dipanjatkan atas prestasi yang diraih oleh Tari Givans, tim tari tradisional dari SMA Katolik Giovanni Kupang. Dalam ajang Lomba Tari Kreasi Tradisional Tingkat SMA/SMK se-Kota Kupang yang diselenggarakan oleh RRI Kupang Fest 2025, Tari Givans berhasil meraih Juara 2, mengukir prestasi yang membanggakan sekolah, orang tua, dan daerah.
Ajang bergengsi ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan menyongsong Hari Ulang Tahun Ke-80 Radio Republik Indonesia. Pada hari ketiga pelaksanaan, Jumat 5 September 2025, RRI Kupang menyelenggarakan lomba Tari Kreasi dan Stand Up Comedy yang melibatkan pelajar dari berbagai sekolah di Kota Kupang. Kegiatan juga dirangkaikan dengan pelantikan gugus depan pramuka dan sosialisasi tentang 'Pengaruh Media Sosial terhadap Kesehatan Mental' oleh Imaculata Bete, Ketua Perawat Kesehatan Jiwa Indonesia Provinsi NTT.
Terdapat tujuh kelompok peserta dari berbagai SMA dan satu dari sanggar budaya yang tampil membawakan karya tari penuh makna dan filosofi. SMA Katolik Giovanni Kupang tampil membawakan Tarian Bidu yang dikemas dalam bentuk kreatif, energik, dan tetap menjaga unsur budaya lokal.
Para penari yang mewakili SMA Katolik Giovanni Kupang adalah:
- Gratia Pearliani Hadi (XI-D)
- Prily Imaniar Fangidae (XI-I)
- Zephaniah W.T. Djaramone (XI-A)
- Sharlia Alexandra Jelitha Riwoe (XI-D)
- Christine Gesya Sabath (XI-E)
- Paskalia T. Tue Aso (XI-H)
Pendamping Ibu Devi dan Ibu Marini
Tim juri terdiri dari tokoh-tokoh profesional seperti Jemmy Pragina Gong (CEO Jemmy Dance Academy), Joy Satria Mone, dan Kepala LPP RRI Kupang Yuliana Marta Doky. Dalam evaluasinya, para juri mengapresiasi totalitas peserta mulai dari kostum, tata rias, hingga kekuatan cerita dan filosofi yang dihadirkan melalui karya tari mereka.
Joy Mone mengatakan bahwa karya-karya yang ditampilkan membuktikan bakat luar biasa generasi muda NTT. Bahkan menurut Jemmy, beberapa penampilan bahkan mampu mengalahkan para penari profesional. Ini menunjukkan bahwa potensi seni di kalangan pelajar sangat besar dan perlu terus didukung.
Sinopsis:
Tari Bidu Feto Bot Lakaan adalah sebuah tari kreasi baru yang mengangkat cerita rakyat dari tanah Belu, Nusa Tenggara Timur. Tarian ini menggambarkan kehidupan para Putri Penjaga Gunung Lakaan, sebuah wilayah yang disakralkan dan dijaga oleh para perempuan kuat dan bijaksana.
Dipimpin oleh seorang Putri Ratu yang dikenal sebagai Feto Bot, para putri ini hidup dalam suasana harmonis, mengutamakan kebersamaan, sosialitas, dan gotong royong sebagai nilai utama dalam komunitas mereka.
Namun, dalam kedamaian itu muncul sebuah ancaman dari dalam. Salah satu putri merasa iri dan dengki terhadap kepemimpinan Feto Bot. Ia berniat merebut kekuasaan dan menguasai Gunung Lakaan. Ketegangan pun memuncak hingga terjadi pertarungan sengit antara sang Feto Bot dan sang pengkhianat. Dalam kisah ini, kebenaran menang Feto Bot berhasil mempertahankan kehormatan dan kekuasaannya.
Sebagai ungkapan syukur atas kemenangan, para putri kembali bersatu dalam tarian suka cita. Gerakan mereka yang lemah gemulai namun bertenaga adalah simbol kekuatan perempuan, semangat persaudaraan, dan keteguhan hati dalam menjaga tradisi.
Tarian ini bukan hanya sebuah pertunjukan estetika, tetapi juga cerminan nilai luhur perempuan Nusa Tenggara Timur: setia, kuat, anggun, dan penuh semangat.
Tampil membawakan Tari Bidu Feto Bot Lakaan adalah para siswi cantik dan bertalenta dari SMA Katolik Giovanni Kupang, yang tidak hanya menampilkan keindahan gerak, namun juga memancarkan karakter elegan, percaya diri, dan tangguh — perpaduan antara tradisi dan generasi muda yang modern dan berdaya saing.
Penata Tari : Marshella & Yuven
Penata Musik : Adrian
Penata Busana dan Make up : Devi dan Marini
Ekskul Tari & Dance SMA Katolik Giovanni Kupang memang dikenal aktif dan selalu tampil membanggakan dari panggung lomba hingga panggung kehormatan. Selalu juara, selalu berkarya, selalu menginspirasi.
SMA Katolik Giovanni Kupang mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah mendukung, terutama para orang tua yang memberikan izin dan dukungan kepada anak-anak untuk mengikuti lomba ini. Semangat berkarya terus ditanamkan dalam jiwa siswa, sejalan dengan moto sekolah: Love, Service, Obedience. Humas'Mdtry