blog-img
20/02/2023

Renungan : Manusia adalah Serigala Bagi Sesama Manusia

Libertino Agusto Dias | Rohani

“Kasihilah Musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu” (Mat. 5:43-44).

Sebuah pernyataan yang nampaknya bertentangan dengan sisi kemanusiaan seorang manusia. Namun perkataan  dari  Yesus dalam Injil hari ini, mencoba membawa manusia pada sebuah refleksi yang melampaui  batas-batas kemanusiaan.  Bukanlah hal yang mudah bagi seorang manusia untuk melakukan hal yang demikian. Apalagi manusia selalu hidup dalam suatu pola pikir balas dendam. Manusia akan mencoba untuk membalaskan apa yang dilakukan kepadanya. Ia menunggu sampai waktu yang tepat untuk melakukan pembalasan.

“Homo Homini Lupus” (manusia adalah serigala bagi sesama manusia), istilah  ini tampaknya sangat melekat dalam pribadi seorang manusia, bahwasanya manusia dapat menjadi seperti seekor serigala bagi sesamanya ketika ia berada dalam situasi tertentu yang menuntutnya untuk melakukan apa pun demi kepuasan pribadi, seperti reputasi, harta, tahta, dan sebagainya.  

Sehingga bukanlah hal yang mudah bagi seorang manusia untuk melakukan perbuatan kasih kepada musuhnya  seperti yang diajarkan oleh  Yesus dalam Injil hari ini. Inilah perbedaan yang mendasar antara Hukum cinta kasih dengan hukum-hukum yang lain. Dimana hukum pada umumnya selalu mengutamakan kepastian hukum tanpa melihat sisi kemanusiaan. Hukum pada umumnya lebih bersifat kaku dan mengikat dari pada Hukum cinta kasih yang membebaskan manusia dari segala belenggu penderitaan. Dengan demikian jelas bahwa hukum cinta kasih melampaui hukum-hukum yang lain, melampaui batas-batas perbedaan, dan menembusi sekat ruang dan waktu.

Hukum cinta kasih adalah hukum yang pertama dan utama yang harus dipegang oleh setiap manusia, secara khusus bagi mereka yang menamai dirinya Kristen. Setiap pengikut Kristus harus berusaha untuk meninggalkan segala ego dalam diri dan berusaha untuk memaafkan sesama yang melakukan perbuatan jahat kepadanya. Memang sulit namun inilah yang dituntut dari pada kita para  pengikut Kristus.

Kristus telah lebih dahulu melakukannya, ketika Ia menderita dan wafat di kayu Salib; “ ya Bapa ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat ” pengampunan yang Yesus berikan kepada para serdadu ini  kiranya menjadi refleksi bagi kita sebagai dasar untuk saling mengampuni satu sama lain bentuk nyata dari perbuatan kasih.

(GiW/GW)

#ntt #nttbangkit #nttsejahtera #dinaspkntt #restorasipendidikan #smakgiovannikupang
#yaswarikak

Bagikan Ke:

Populer