blog-img
02/11/2022

Lomba Pidato Tingkat SMA MPK – KAK, SMA Giovanni Raih Juara 1

Libertino Agusto Dias | Prestasi

 

Mediator.Givans.com. SMA Katolik Giovanni Kupang menjadi salah satu dari ribuan siswa sekolah Katolik yang tergabung dalam Majelis Pendidikan Katolik Keuskupan Agung Kupang, Selasa (27/10/2020) di Aula Gereja Katolik Asumpta, kota Kupang. Pada kesempatan itu, SMA Katolik Giovanni berhasil menyabet juara pada Lomba Pidato Tingkat SMA atas nama Mary Grace Lelan. 

Acara dengan nuansa seni akademik terkemas dalam tema “hidup itu sebuah seni” dimulai pukul 17.00 WITA.

RD. Cornelis Usbo, Pr, dalam sambutannya mengungkapkan bahwa seni dan manusia saling melengkapi. Seni senantiasa membantu manusia untuk menyalurkan apa yang ia rasakan, sehingga jiwa senantiasa dirawat oleh seni, seni juga menjadi penghibur hati yang susah.

"Sekolah hadir bukan saja sebagai lumbung pengetahuan dan ilmu. Ibaratnya, peserta didik bukanlah gelas kosong yang "wajib" senantiasa menerima berbagai ilmu dari guru. Tetapi esensi dari sebuah pendidikan adalah memanusiakan manusia, artinya pendidikan harus mengarahkan anak-anak didik untuk mampu bertumbuh dan berkembang dalam hal yang berkualitas sebagai manusia bermartabat,” ungkap Romo.

Terkait lomba, ada 7 mata lomba yang diadakan oleh MPK - KAK yaitu: Lomba Fashion Show jenjang TK, Lomba CC Bahasa Inggris jenjang SD, Lomba Baca Puisi jenjang SD, Lomba kuis Kitab Suci jenjang SMP, Lomba duet lagu rohani jenjang SMP, Lomba Story Telling jenjang SMA, dan Lomba Pidato jenjang SMA. 

Untuk lomba pidato tingkat SMA diikuti oleh beberapa sekolah di antaranya, SMA Sint. Karolus, SMA St. Yoseph Kalabahi Alor, SMK Swastisari, Seminari Menengah St. Rafael, serta beberapa sekolah lainnya. 

Adapun tema lomba Pidato Tingkat SMa yang diberikan yaitu "Kaum Muda Harapan Bangsa dan Gereja".

Mary Grace Lelan yang ditemui Tim Mediator.Givans.com seusai melaporkan hasil lomba kepada Kepala SMA Katolik Giovanni Kupang, mengungkapkan sepak terjangnya hingga memperoleh juara.

"Awalnya saya dihubungi oleh guru pendamping yaitu ibu Nela. Beliau mengajak saya untuk mengikuti lomba ini. Saya pun mengiyakan dan kemudian diarahkan untuk menyiapkan teks sesuai dengan tema yang diberikan. Tidak ada kendala ataupun masalah yang benar-benar serius dalam proses persiapan. Kira-kira waktu persiapan selaman 3 Minggu dapat saya lalui. Sepulang sekolah, saya selalu menyempatkan waktu untuk bertemu dengan ibu nela guna berlatih bagaimana cara membawakan pidato dengan baik dan benar. Kadang-kadang saya tidak bisa bertemu dengan ibu Nela, karena kegiatan saya yang bertabrakan dengan jadwal latihan pidato, sehingga saya menyempatkan diri berlatih mandiri di rumah. Saya bersyukur karena ibu Nela mau memakluminya," cerita gadis yang memiliki rambut kriwil tersebut.


"Ada satu hal yang menurut saya sangat membekas di hati sepanjang keikutsertaan dalam kegiatan tersebut.

 "Lomba ini mengangkat tema yang membuat saya sadar akan pentingnya belajar sebaik mungkin dibangku pendidikan jika ingin menjadi kaum muda yang berkualitas. Selain itu, saya bisa bertemu kembali dengan 4 teman saya dari Seminari Menengah St. Rafael yaitu Ligi, Ervan, Alex, dan Luxun. Saya juga senang bertemu dengan teman-teman dari Alor. Saya sangat senang, karena apa yang selama ini saya latih bisa berguna saat saya tampil, "cerita Grace dengan berapi-api.

Ia melanjutkan, "Saya sangat bersyukur dipilih untuk mengikuti lomba pidato. Ini pertama kalinya saya mengikuti lomba pidato Bahasa Indonesia. 
Memang, awalnya agak sulit, mengingat di bulan Oktober, kegiatan saya cukup padat namun saya terus dipacu untuk mengatur waktu secara baik. Namun banyak orang yang mendukung saya mulai dari bapa, Cheryl yang merupakan sahabat saya, dan juga guru pendamping," jelas Grace.

(MDTR/GD)
#ntt #nttbangkit #nttsejahtera #dinaspkntt #restorasipendidikan 
#smakgiovannikupang
#yaswarikak

Bagikan Ke:

Populer