Mediator.Givans.com. Tepat hari ini (20/05/2022) negara Indonesia merayakan Hari Kebangkitan Nasional yang ke-114 tahun. Mengusung tema “Ayo Bangkit Bersama” menjadi slogan untuk segera bangkit dan berbenah terhadap berbagai kekurangan terutama dalam dunia pendidikan. Momen perayaan Harkitnas kali ini nampak berbeda. Terlihat beberapa siswa nampak giat berliterasi (membaca, berdiskusi, dan menulis) di Perpustakaan SMA Katolik Giovanni Kupang. Aktivitas ini menurut penuturan mereka merupakan salah bentuk dukungan mereka terhadap proses literasi di sekolah.
Salah satu poin penting yang patut menjadi perhatian kita bersama di tengah semangat meningkatkan budaya literasi yang kemudian berbenturan dengan fakta di lapangan yang menunjukkan bahwa masalah minat baca masyarakat Indonesia sangat rendah. Berdasarkan data UNESCO minat baca masyarakat Indonesia menempati urutan ke-60 dari 61 peserta. Buruknya lagi menurut data “Wearesocial” memaparkan beberapa fakta bahwa orang Indonesia punya kebiasaan menatap layar gadget kurang lebih 9 jam perhari dan soal “narsis” di medsos, orang Indonesia menempati urutan ke-5 dunia. Maka tidak mengherankan jika orang Indonesia mudah sekali termakan berbagai berita atau info provokasi, hoax, dan fitnah dikarenakan kecepatan jari untuk membagikan postingan tersebut sebelum mencernah dengan akal sehat. Momen kebangkitan yang jatuh pada tanggal 20 Mei setiap tahun menjadi saat yang tepat untuk membangkitkan kembali semangat membaca dan berliterasi.
Bertepatan dengan perayaan Kebangkitan Nasional tahun ini, beberapa siswa-siswi merayakannya dengan membaca di perpustakaan SMA Katolik Giovanni Kupang. Buku-buku yang menjadi langganan adalah buku-buku fiksi yang terdiri dari novel dan buku-buku cerita. Buku-buku yang mereka baca ini, selanjutnya dibuatkan resensi oleh beberapa guru mata pelajaran untuk kemudian diambil nilai.
“Untuk grafik kunjungan siswa ke perpustakaan selama masa Covid-19 mengalami penurunan. Penyebab utamanya adalah penangkasan jam pembelajaran yang lebih singkat dan tanpa waktu istirahat menyebabkan siswa tidak memiliki waktu luang untuk berkunjung ke perpustakaan. Sehingga siswa yang ingin membaca biasanya mereka datang pinjam dan membacanya di rumah dan presentasi peminjaman di masa pandemi meningkatkan,” beber Lasmini selaku Kepala Perpustakaan SMA Katolik Giovanni Kupang.
“Fakta ini semakin memotivasi kami untuk selalu memberikan pelayanan yang baik, menyediakan buku bacaan yang sesuai dengan keinginan siswa, dan membimbing mereka menemukan buku bacaan yang bagus. Setiap tahunnya kami selalu mengusulkan anggaran kepada sekolah untuk membeli buku-buku bacaan yang bagus. Tujuannya sudah jelas yakni memenuhi kebutuhan siswa, dan menarik minat siswa membaca di perpustakaan, ” lanjut Lasmini.
Rian Agung salah satu konstestan Mister Teen Indonesia, saat ditemui disela-sela aktifitasnya menulis refleksi di perpustakaan, mengungkapkan dunia literasi tidak sebatas kepada bagaimana kita membaca dan memperoleh informasi tetapi bagaimana informasi yang sudah kita peroleh itu harus juga bagikan.
“Saya secara pribadi, punya pemikiran bahwa meningkatkan literasi di sekolah tidak sebatas membaca dan memperoleh informasi. Tetapi harus ada tindak lanjutnya untuk disampaikan kepada orang lain. Baik itu dalam bentuk narasi yang ditulis maupun divideokan,” jelas Rian.
(MDTR/GD)
#ntt #nttbangkit #nttsejahtera #dinaspkntt #restorasipendidikan #smakgiovannikupang