blog-img
08/12/2021

EROSI NILAI DI ERA DISRUPSI DIGITAL, TANTANGAN BAGI DUNIA PENDIDIKAN

Administrator Givans | Pendidikan

Meningkatnya pemanfaatan media digital di era disrupsi memberikan indikasi perubahan yang cukup signifikan di segala lini kehidupan masyarakat. Kondisi ini dapat menyebabkan terciptanya pasar baru, pola baru, serta sistem baru dalam setiap segmen. Bahkan hal ini menyebabkan konsekuensi-konsekuensi sosial yang tak dapat dielak. Demikian juga dalam dunia pendidikan. Fakta yang terjadi sekarang adalah disrupsi dalam dunia pendidikan merupakan sebuah tantangan tersendiri, di mana semua insan pendidikan dituntut untuk mampu beradaptasi dengan kondisi ini. Hal ini tentunya bukanlah hal yang mudah, sebab pergeseran teknologi yang terjadi  merupakan ‘dunia baru’ yang tentunya membutuhkan percepatan pemikiran dan pengambilan keputusan untuk dapat mengambil kebijakan terkait keberlangsungan aksesibilitas kelembagaan.

Di sisi yang lain, disrupsi digital secara universal di Indonesia dapat menyebabkan generasi Z dan generasi Y yang nantinya akan menjadi penyumbang terbesar dalam bonus demografi di negara ini, dapat tumbuh dengan pesat untuk menjadi sebuah kekuatan yang mendominasi sebuah peradaban baru dunia digital ini. Dengan demikian hal ini juga dapat berpotensi untuk menjadi penunjuk arah bagi peradaban itu sendiri.

Secara teknis terkait kegiatan pembelajaran di sekolah, kondisi disrupsi digital telah menyebabkan transformasi cara belajar yang memungkinkan para siswa maupun guru untuk melampaui batas fisik ruang kelas, sekolah, bahkan negara. Hal ini pula yang akhirnya menghadirkan konektivitas pergerakan  pendidikan. Cara belajar dan mengajar pun mengalami penyesuaian-penyesuaian. Kemudahan akses informasi yang dialami semua orang saat ini menyebabkan lahirnya sebuah tantangan baru termasuk di dunia pendidikan.  

Kemudahan akses informasi yang terjadi ini, mengindikasikan pula bahwa penguasaan informasi dan ilmu pengetahuan bukan lagi merupakan tantangan bagi para pelajar sebagaimana yang selama ini diketahui secara umum. Ungkapan yang mengatakan bahwa siapa yang menguasai informasi dan ilmu pengetahuan maka dia akan menguasai dunia rupanya sudah menjadi usaha sekunder dalam menghadapi tantangan belajar. Tantangan belajar bagi para siswa sekarang ini adalah bagaimana menyaring informasi yang diakses agar benar-benar valid dan sesuai dengan peruntukannya. Bagaimana siswa mampu memfilter informasi-informasi yang diakses sehingga tidak tergelincir oleh informasi yang tidak benar atau bersifat  hoax?

Dalam situasi ini, terutama pada masa pandemic covid-19, hampir semua sekolah di Indonesia yang sudah terkoneksi internet melaksanakan pembelajaran secara daring. Dampaknya, tentu pada kepemilikan sarana komunikasi seperti HP, laptop dan lainnya. Data yang dirilis oleh visual capitalist pada tahun 2020, jutaan orang mengakses internet dalam setiap menitnya. Baik itu media sosial, online shoop, akses mesin pencarian, aplikasi video dan lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian dari pengguna itu adalah para siswa. Jika ditilik lebih jauh, seluruh siswa usia remaja saat ini  memiliki minimal satu akun medsos. Hal ini mengindikasikan bahwa mereka juga akan dengan sangat mudah mengakses informasi yang diperolehnya melalui internet. Kemungkinan untuk mengakses informasi yang tidak terfilter tentunya ada.

Kondisi ini akhirnya menjadi persoalan baru yang mesti segera diatasi, terutama bagi keberlangsungan pendidikan anak usia sekolah. Hal ini tentunya akan sangat berpengaruh juga terhadap pembentukan karakter anak. Ancaman terjadinya erosi nilai menghadang di depan. Kerentanan terhadap ketergantungan pada internet dapat mengubah pola hidup, kebiasaan-kebiasaan serta cara pandang orang terhadap suatu objek. Kerentanan ini dapat pula mengakibatkan menurunnya kepekaan sosial, terkikisnya empati dan simpati, ada kecenderungan eksploitasi, penyimpangan karakter serta tindakan kriminal berbasis digital seperti hoax, bullying, penipuan, pemerasan, penculikan dan lainnya.

Oleh karena itu, pemerintah dalam hal ini Kementerian Pendidikan Kebudayaan, Riset dan Teknologi terus menggaungkan pengembangan pendidikan dan penumbuhan  karakter anak usia sekolah yang realisasinya diintegrasikan ke dalam kurikulum pembelajaran. Sekolah-sekolah diharapkan terus berupaya menumbuhkan karakter peserta didik dengan cara mengintegrasikannya ke dalam kegiatan pembelajaran, pengembangan budaya sekolah, serta kegiatan ekstra kurikuler.

Dalam kaitannya dengan penumbuhan karakter anak di era disrupsi digital ini, edukasi digital menjadi sangat penting untuk segera dilaksanakan secara intens dan kontinu. Hal ini tentunya dimulai dari komunitas paling dasar yaitu keluarga, kemudian dilanjutkan oleh sekolah, dan lingkungan sosial lainnya.  

Dalam upaya penumbuhan karakter anak seperti yang diharapkan oleh pemerintah, maka peran guru menjadi sangat vital. Guru dapat membantu pembentukan watak anak didik dengan memberikan keteladanan dan pembiasaan-pembiasaan. Misalnya, bagaimana berbicara yang baik, toleransi, disiplin, kejujuran dan lainnya. Sebab nilai sesungguhnya tidak diajarkan dalam setiap mata pelajaran atau pokok bahasan secara langsung, tidak pula diajarkan lewat teori-teori, konsep ataupun fakta ilmu pengetahuan. Implementasi pendidikan karakter tidak bisa hanya sekedar mentransfer ilmu pengetahuan, namun sekali lagi karakter anak didik dapat terbentuk melalui latihan-latihan, pembiasaan-pembiasaan dan keteladanan yang secara nyata dialami selama proses pembelajaran di sekolah. Dan ini merupakan sebuah proses yang terus dan akan terus berlangsung.

Oleh karena itu, perlu juga adanya revolusi peran guru dalam dunia pendidikan era disrupsi digital ini. Jika sebelumnya guru berperan sebagai sumber belajar atau pemberi pengetahuan, kini guru mesti melakukan peran ganda sebagai motivator, fasilitator, inspirator, mentor untuk mengembangkan imajinasi dan kreativitas serta karakter anak didik. Dengan demikian, secara bertahap karakter anak didik dapat terbentuk dan tentunya harapan akan tercapainya karakter yang baik bagi anak didik akan semakin dekat

Bagikan Ke:

Populer