Terpilih menjadi salah satu Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) merupakan satu prestasi dan kebanggaan tersendiri bagi setiap anak muda di republik ini. Pasukan pengibar bendera pusaka adalah putera-puteri terbaik yang dipilih dengan seleksi yang ketat. Berbagai aspek mulai Fisik hingga psikologis dieliti oleh tim seleksi untuk memastikan bahwa pasukan pengibar bendera pusaka betul-betul siap dan tangguh. Tidak semua pemuda-pemudi dapat terpilih untuk menjadi seorang pasukan pengibar bendera pusaka di setiap peringatan HUT Kemerdekaan Republik Indonesia yang diadakan tanggal 17 Agustus setiap tahunnya. Bagi yang terpilih menajdi pasukan pengibar bendera pusaka, itu sudah merupakan satu prestasi yang luar biasa dan membanggakan. Hal ini yang dirasakan oleh Brian Putera Mere, salah seorang Paskibraka, Siswa SMA Katolik Giovanni Kupang. Masih lekat dalam ingatannya bahwa melalui seleksi yang dilakukan di sekolah, maka saat itu ia berhasil terpilih menjadi salah satu siswa yang dipercaya untuk menjadi Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) Sang Saka Merah Putih tingkat provinsi.
“Awal mula terpilih, senang dan bangga namun apa yang harus saya lakukan setelah masuk menjadi anggota waktu itu merupakan sebuah tantangan diri untuk bisa berbuat optimal. Persiapan mental harus dipunyai bagi setiap siswa, disamping persiapan fisik juga harus terpenuhi sehingga semuanya berjalan untuk memenuhi harapan. Setelah berhari-hari, berminggu hingga beberapa bulan secara rutin pelatihan dilakukan akhirnya menjadi terbiasa dan bisa. Itu semua berkat kemauan, ketekunan dan banyak belajar dari kesalahan-kesalahan terutama membangun sikap dalam kebersamaan tim seperti baris berbaris, memposisikan diri dalam peran sesuai formasinya masing-masing. Sangat beruntung kita satu kelompok Paskibraka mendapatkan pelatihan dari kalangan yang berkompeten yaitu dari pihak TNI dan Polri setempat. Walaupun tidak dilatih berperang, namun penanaman sikap disiplin diri dan disiplin kelompok/korps, tegap-tegas dan sigap menjalankan setiap instruksi, kebersamaan dalam langkah, maksud dan tujuan telah menjadikan kebiasaan yang belum pernah diperoleh sebelumnya,” papar pemuda penggemar presiden Jokowi Ini.
Sungguh telah menjadi suatu pengalaman dan merupakan suatu kebanggaan tersendiri sejak Brayen sapaan akrabnya, masuk menjadi anggota Paskibraka. Terutama pengalaman dan kebanggaan batin di mana jiwa cinta tanah air semakin tertanam dalam hati, bangga pula bahwa bangsa dan negara Indonesia adalah wadah kita bernaung, milik kita bersama, yang harus dijaga dan dipertahankan keberadaannya.
“Disamping kebanggan batin yang tak terhingga nilainya itu, ada pula kebanggaan yang ditandai dalam perubahan sikap. Menjadi anggota Paskibraka dimana prosesnya berlangsung secara rutin dan berkelanjutan ternyata telah ikut membentuk perilaku seseorang menjadi semakin percaya diri, berdisiplin, tertib, membangun kekompakan, bekerja sama/bergotong royong, tegas dan tegap melangkah, tidak menjadi manusia cengeng (apalagi bermanja-manja). Prinsip saya ialah selalu berjuang dan berusaha serta gapailah cita citamu setinggi yang kita bisa ,” tegas Bryan
Putera berusia 17 tahun bedarah Flores-Rote, kelahiran Kupang, 9 Desember 2003 ini memiliki motto, “Yakinlah bahwa usaha selalu mendatangkan hasil yang baik jika di jalani dengan kerendahan hati,”
Dengan kerendahan hatinya Bryan berhasil dengan sabar menggapai impian dan cita-citanya menjadi salah satu pasukan pengibar bendera pusaka yang tidak semua pemuda di Provinsi NTT dapat menggapainya. Kerja keras, disiplin, tekun dan rendah hati merupakan kunci baginya untuk menggapai apa yang dinginkannya sedari kecil.
Bagi kalangan umum yang belum memahami, mungkin saja proses yang dilakukan dalam Paskibraka ini dianggap sebagai Pramuka atau sejenisnya. Padahal lebih dari itu, Paskibraka merupakan sebuah tim khusus yang sengaja dibentuk dan bertugas untuk mengibarkan bendera Sang Saka Merah Putih. Tentunya pula pada proses pengibaran bendera yang dilakukan ini tidak secara asal-asalan, melainkan sebuah proses yang dijalankan secara tertata, terstruktur dalam sebuah sistem terbatas sehingga kesungguhan hormat terhadap Sang Saka Merah Putih sebagai bagian penting dalam setiap upacara dapat berlangsung khidmat.
BIODATA
Nama: Brian Putra Mere
Sapaan: Brayen
TTL: Kupang, 09 Desember 2003
Umur: 17 Tahun
Motto: Yakinlah bahwa usaha selalu mendatangkan hasil yang baik jika di jalani dengan kerendahan hati
Asal Daerah: Flores x Rote
Ayah : Bernadinus Mere, AP, M.SI.
Ibu : Luisa Oktoviana Eluama, S.Keb.,Bd
Riwayat Pendidikan:
SD: SDK Santo Yoseph 4 Naikoten II
SMP: SMPK Santo Yoseph Naikoten II
SMA: SMA Seminari St.Rafael Oepoi Kupang
SMA Katolik Giovanni Kupang
Sumber: mediatorgivans