"Semangat Kolaborasi Global: Kunjungan Relawan Florida Bawa Angin Segar di SMA Katolik Giovanni Kupang"
Kunjungan tim relawan dari Florida, Amerika Serikat, membawa semangat baru yang luar biasa di SMA Katolik Giovanni Kupang, memberikan dampak positif bagi dunia pendidikan di Nusa Tenggara Timur (NTT). Para relawan ini tidak hanya memberikan pembelajaran dalam aspek akademik, tetapi juga memperkenalkan budaya luar yang memperkaya wawasan siswa. Kegiatan yang penuh semangat dan interaksi lintas budaya ini disambut antusias oleh para guru, pegawai, dan lebih dari seratus siswa-siswi SMA Katolik Giovanni Kupang.
Kehadiran relawan internasional ini membuka peluang berharga bagi siswa untuk memperluas perspektif mereka, terutama dalam hal kemampuan berbahasa Inggris dan pengenalan budaya internasional. Menurut Romo Stefanus Mau, Kepala SMA Katolik Giovanni Kupang, "Kehadiran para volunteer membawa angin segar dan memberi motivasi bagi siswa kami, khususnya dalam meningkatkan keterampilan bahasa Inggris mereka. Para siswa kini lebih percaya diri dan semakin antusias untuk mengembangkan kemampuan berbahasa Inggris," ujar Romo Stefanus pada Selasa (7/10).
Selama kunjungan, para relawan tidak hanya melakukan percakapan langsung dengan siswa, tetapi juga mengadakan berbagai pertunjukan budaya dan berbagi pengalaman hidup mereka, termasuk sistem pendidikan yang diterapkan di Amerika Serikat. Selain itu, mereka membuka sesi tanya jawab yang memperkaya pengetahuan siswa tentang kehidupan di luar negeri, termasuk minat pada bahasa asing lain seperti bahasa Spanyol, yang turut menjadi topik hangat dalam diskusi.
"Anak-anak kita sudah memiliki dasar yang baik dalam bahasa Inggris sejak SMP. Di SMA, mereka tinggal mengembangkannya lebih jauh. Saya merasa mereka sangat antusias dan siap menghadapi tantangan belajar yang lebih besar," lanjut Romo Stefanus, menekankan betapa besar antusiasme siswa dalam memanfaatkan kesempatan ini.
Kunjungan ini merupakan bagian dari program pertukaran budaya yang sudah menjadi fokus pengembangan di SMA Katolik Giovanni Kupang. Program ini dirancang untuk tidak hanya meningkatkan kemampuan bahasa asing, tetapi juga memperkenalkan siswa pada berbagai budaya dunia, agar mereka dapat mempersiapkan diri menghadapi tantangan global.
Pater Agustinus Seran, SVD, yang turut mendampingi para volunteer, menjelaskan bahwa kunjungan ini adalah bagian dari misi pribadi untuk "liburan sambil berbuat baik", dengan fokus pada pendidikan dan kemanusiaan. Pater Agus, yang juga mendampingi tim relawan, menambahkan, “Kami ingin memberi dampak positif, baik dalam pendidikan maupun dalam kehidupan sehari-hari masyarakat, terutama di NTT. Kami berkunjung ke beberapa sekolah, termasuk SMA Santo Arnoldus, SMP Santa Theresia, dan kawasan pengungsian di Noelbaki, dengan membawa bantuan berupa tas sekolah, buku, serta alat tulis untuk mendukung pendidikan anak-anak di sana."
Momen paling menyentuh terjadi saat para relawan mengunjungi kamp pengungsian Noelbaki, di mana mereka bertemu dengan anak-anak pengungsi asal Timor Leste yang telah tinggal di NTT sejak 1999. Kondisi mereka yang masih memprihatinkan, terutama dalam bidang pendidikan dan kesehatan, menggugah hati para relawan untuk memberikan bantuan lanjutan. “Kami datang sebagai individu, bukan bagian dari organisasi besar. Tiga di antara relawan kami, termasuk dokter, bahkan menutup klinik mereka untuk dua minggu demi misi ini. Kalau dihitung materi, mereka rugi. Tapi niat mereka murni untuk membantu,” ungkap Pater Agus dengan penuh kebanggaan.
Para volunteer dari Florida tidak hanya memberi dampak di kota Kupang, namun mereka juga telah merencanakan tindak lanjut yang berkelanjutan. Dua relawan dari Florida telah berkomitmen untuk kembali ke Kupang tahun depan sebagai pengajar bahasa Spanyol secara sukarela. “Kami sangat terkesan dengan semangat dan motivasi belajar siswa di sini. Bahasa Spanyol menjadi penting karena, di Amerika Serikat, dua bahasa yang paling sering digunakan adalah bahasa Inggris dan Spanyol,” ujar salah satu relawan yang sangat terkesan dengan antusiasme para siswa.
Mengenai sistem pendidikan di SMA Katolik Giovanni, para relawan merasa sangat terkesan dengan kurikulum yang lengkap dan semangat belajar siswa yang luar biasa. “Kami sangat kagum dengan semangat belajar siswa di sini. Mereka memiliki motivasi yang sangat tinggi dan kemampuan public speaking yang luar biasa,” ungkap para relawan yang merasa bahwa siswa-siswa Kupang memiliki keunggulan dibandingkan siswa di beberapa sekolah di AS.
Pater Agus menambahkan, kunjungan ini juga membuka peluang bagi kolaborasi internasional yang lebih berkelanjutan. Mereka berharap hubungan yang terjalin antara para relawan dan SMA Katolik Giovanni Kupang dapat terus berkembang. Fokus utama mereka adalah meningkatkan kualitas pendidikan, membantu dalam pengembangan karakter siswa, dan memberikan dukungan kemanusiaan yang lebih luas di NTT.
Selain itu, Pater Agus aktif membina anak-anak di kampung halamannya di Melaka, Kabupaten Belu, dengan mendirikan Learning Center Maniulun (LCMU) sebagai tempat belajar bahasa Inggris setiap akhir pekan bagi anak-anak di desa tersebut. "Visi kami sederhana, bagaimana kontribusi kecil dapat memberikan dampak besar. Kami ingin menanamkan benih-benih unggul dari daerah ini untuk bersaing secara global," tambahnya.
Pernyataan ini menggambarkan semangat kolaborasi lintas negara yang luar biasa, di mana para relawan tidak hanya datang untuk memberikan ilmu, tetapi juga untuk menjalin hubungan kemanusiaan yang berdampak langsung. Kunjungan ini membuktikan bahwa kerja kemanusiaan dan pendidikan tidak mengenal batas geografis. Melalui kerjasama internasional ini, kami berharap dunia pendidikan di NTT, khususnya di SMA Katolik Giovanni Kupang, dapat terus berkembang dan memberikan harapan baru bagi generasi penerus bangsa. Semangat para relawan memberikan inspirasi agar kita semua dapat terus bekerja bersama dalam mewujudkan pendidikan yang lebih baik dan lebih inklusif untuk masa depan yang cerah.
Kami sangat berterima kasih kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dalam kegiatan ini, dan berharap bahwa kunjungan para volunteer ini bisa menjadi langkah awal untuk lebih banyak lagi kolaborasi lintas negara yang akan memperkaya pendidikan di NTT. Mdtr'Y